Sebagai upaya mendukung percepatan industri menuju industri 4.0, Kementerian Perindustrian mendorong percepatan industri tanah air dengan program asesmen INDI 4.0. Balai besar bahan dan barang teknik (B4T) sebagai salah satu lembaga verifikator dalam skema asesmen INDI 4.0 pun menggelar acara Temu Pelanggan di Mason Pine Hotel, Kota Baru Parahyangan pada tanggal 16-17 September 2021.
Acara ini turut dihadiri oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian, Bapak Dody Widodo, Kepala Badan Standarisasi dan Kebijakan Jasa Industri, Bapak Doddy Rahadi, serta segenap Kepala Balai di Kementerian Perindustrian, sedangkan darri BUMN, turut dihadiri oleh Bapak Bobby Sumardiat, Direktur Utama Barata Indonesia, Ibu Ayu dari Pindad, Bapak Halis Sulasmono, Kepala Divisi TI Perum Peruri, serta hadirin direksi BUMN lainnya yang mengikuti kegiatan secara online.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian, Bapak Dody Widodo pun berpesan bahwa dalam rangka efektifitas pelaksanaan program kegiatan Making Indonesia 4.0 di lingkungan BUMN, Bapak Menteri Perindustrian dan Bapak Menteri BUMN telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) pada bulan April 2021 tentang pelaksanaan asesmen Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) untuk BUMN. Dengan penandatanganan MoU tersebut, menunjukan bahwa Kementerian Perindustrian harus berkolaborasi dan bersinergis dengan BUMN untuk mengetahui potret dan mengetahui kesiapan seluruh perusahaan BUMN dalam bertransformasi menuju 4.0. Hal tersebut menjadi baseline bagi BUMN dalam mencapai target BUMN memiliki level 3,5 di tahun 2024 yang sudah dinyatakan oleh Bapak Menteri BUMN. Oleh karena itu, kontribusi Kementerian Perindustrian untuk BUMN sangat diperlukan untuk mengetahui tingkat kesiapan BUMN bertransformasi melalui kegiatan asesmen INDI 4.0.
Salah satu BUMN yang memilki komitmen dalam bertranformasi berbasis industri 4.0 adalah PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT). PKT berhasil menjadi role model dunia industri di tanah air dan mendapatkan predikat light house Industry 4.0 melalui transformasi bisnis yang berorientasi industry 4.0. Data capaian dampak positif yang dicapai oleh PKT diantaranya adalah peningkatan 12,6% produktifitas tenaga kerja, 15,6% efisiensi biaya opersional, 4,8% efisiensi energi serta kinerja lainnya yang dirasakan oleh PKT.
Bapak Dody Widodo pun mengungkapkan bahwa melalui asesmen INDI 4.0 yang telah dicanangkan, diharapkan menjadi momen untuk BUMN dalam melaksanakan perjalanan bertranformasi menuju “Making Indonesia 4.0” yang bukan sekedar memperoleh level sesuai target yang ditetapkan, akan tetapi juga memiliki dampak peningkatan signifikan terhadap bisnis perusahaan. Oleh karena hal tersebut penunjukan Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) sebagai lembaga verifikator oleh Badan Sertifikasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) memiliki peranan penting untuk mendorong terciptanya peningkatan daya saing industri di tanah air.
Selanjutnya, Kepala Badan Standarisasi dan Kebijakan Jasa Industri, Bapak Doddy Rahadi pun turut memaparkan bahwa Salah satu contoh kegiatan kegiatan asesmen INDI pertama yang dilaksanakan oleh B4T di PT Barata Indonesia dapat terlihat bahwa adanya dampak positif dari implementasi transformasi digital yang memperkuat konektifitas proses bisnis yang dapat mempercepat akses data serta penyimpanan big data di PT Barata Indonesia. Sehingga dapat digambarkan bahwa transformasi industri 4.0 apabila diterapkan secara menyeluruh dapat memberikan pengaruh signifikan pada roda bisnis perusahaan.
“Oleh karena hal tersebut, dengan kegiatan Temu Pelanggan Layanan INDI 4.0 yang bertujuan untuk mempererat Silaturahmi diharapkan juga B4T mendapatkan feedback ataupun sumbang saran dari Bapak/Ibu semua sehingga kegiatan yang dilaksanakan oleh B4T betul-betul dapat memberikan sumbangsih yang berdampak terhadap kinerja serta nilai tambah bagi BUMN. Dari kegiatan ini juga diharapkan B4T memiliki spirit yang sama dengan perusahaan BUMN dalam berkolaborasi secara berkelanjutan dan bersinegis serta dapat membangun ekosistem yang solid untuk merealisasikan Making Indonesia 4.0” Ungkap Bapak Doddy Rahadi.
B4T selaku Badan Layanan Umum (BLU) di bawah Badan Standarisasi Kebijakan dan Jasa Industri Kementerian Perindustrian, menjadi salah satu lembaga verifikator yang dipercaya dalam melaksanakan kegiatan Asesmen INDI 4.0 di Lingkup BUMN, yang merupakan tindak lanjut dari MoU antara Kementerian BUMN dan Kementerian Perindustrian tentang Pelaksanaan Asesmen Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) Untuk Badan Usaha Milik Negara, tanggal 22 April 2021 dan surat dari Kementerian BUMN kepada Para Direktur Utama BUMN No. S-126/DSI.MBU/04/2021 perihal Rencana Pelaksanaan Asesmen INDI 4.0 BUMN.
“Badan Standarisasi Kebijakan dan Jasa Industri sebagai induk dari B4T pun turut berkomunikasi dengan berbagai BUMN multidimensi, mulai dari sektor jasa, manufaktur, perbankan, makanan dan minuman, jasa survey, industri pertahanan, pertambangan, transportasi, telekomunikasi, hingga pariwisata” Ungkap Kepala B4T, Bapak Wibowo.
Dalam laporannya pun Bapak Wibowo turut memaparkan bahwa per hari ini B4T telah melaksanakan pelatihan INDI 4.0 ke 5 BUMN, yaitu Barata Indonesia, Peruri, Perum Jasa Tirta 1, Semen Baturaja, dan Brantas Abipraya. Kegiatan asesmen pun telah dilaksanakan di Barata Indonesia, dan dalam waktu dekat dengan Perum Peruri. Dalam acara ini pun turut dipaparkan Impact INDI 4.0 bagi BUMN oleh Bapak Mas’ud Adhi Saputra selaku tim assessor INDI 4.0 B4T serta bagaimana INDI 4.0 menjadi layanan unggulan di B4T serta proses digitalisasi B4T oleh Ibu Elis Sofianti, selaku PIC INDI 4.0 B4T.
Reporter: Rd. Anton Julianto Pramono
Editor: Rian Trijayana